Setiap titik didih mempengaruhi air dengan keadaan yang berbeda.

Di 211° air adalah cairan panas, di 212° air menjadi bentuk gas berupa uap, dan dengan uap anda bisa menyalakan kereta api.

Manusia selalu memperbaiki dirinya, standar menjadi yang terbaik makin berubah, tidak tahu itu dari eksternal atau dari internal, tanpa kita mengetahui standar tersebut. Tapi ternyata posisi kita berada di 211°, karena itu, kita tidak tahu bahwa hanya sedikit saja langkah kita bisa mencapai di 212°.

Sebuah Cerita

Seorang pemuda menghancurkan batu besar yang terlihat memiliki batu delima merah didalamnya melalui permukaan, pemuda tersebut berusaha menghancurkan batu besar tersebut namun tidak bisa, pemuda tersebut kelelahan dan tidak ingin melanjutkan menghancurkan batu besar tersebut, keesokan harinya datang seorang lansia yang menemukan batu besar yang sama, lansia tersebut mencoba untuk menghancurkannya, hanya dalam sekali percobaan, batu besar tersebut hancur, lansia tersebut menduga bahwa sebelumnya ada yang mencoba menghancurkan batu, namun ternyata batu tersebut hanya butuh sekali pukulan lagi untuk hancur.

Kesimpulan

Ini adalah makna dari 212°, dimana kita tidak tahu dimana letak titik terbaik kita, tanpa disadari kita hanya perlu langkah lebih sedikit untuk menuju titik keunggulan kita. Namun kita tidak menyadarinya dan memutuskan diam dibawah dari 212°.

Beberapa manusia memiliki pemikiran yang salah dalam memahami titik keunggulan, beberapa manusia menyerah karena khawatir dengan tujuannya, padahal tujuan tersebut sudah dalam genggaman.

Kita hanya perlu terus perlu berusaha, karena beberapa waktu kita berada 211° tanpa kita mengetahuinya, padahal hanya sedikit lagi, kesuksesan sudah menunggu didepan mata.

Penutup

Berawal dari solid menjadi cairan panas dan terakhir menjadi uap sampai tidak tersisa sama sekali, setiap manusia berada pada titik didihnya masing masing dalam menuju tujuannya, dimana mirisnya pada akhirnya kita berakhir dengan batas kapasitas kita sekalipun sebelumnya menjadi uap yang bisa menyalakan kereta api.

Referensi : 212º The Extra Degree by Mac Anderson and Sam Parker